Selasa, 23 April 2013

Bahan Ajar dan Assesmen

Pengertian Bahan Ajar

         Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/ instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
         Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.
         Sedangkan menurut Pannen (1995) bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sisitematis, yang digunakan  guru dan siswa dalam proses pembelajaran.


Manfaat Bahan Ajar

Manfaat bahan ajar bagi guru adalah:
a)      Efesiensi waktu dalam proses pembelajaran
b)      Mengubah peran guru dari pengajar menjadi fasilitator
c)      Meningkatakan peroses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif

Sedangkan manfaat bahan ajar bagi siswa adalah:
a)      Siswa dapat belajar mandiri
b)      Siswa dapat belajar sesuai dengan yang dikehendaki
c)      Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuannya

Manfaat bahan ajar dalam pembelajaran individual dan kelompok
Metode pembelajaran individual lebih menekankan pada aktivitas siswa dibanding guru, sehingga siswa dapat memahami dan menguasai materi secara mandiri.  Metode ini dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa secara individual dengan berbagai macam ragam  dan perbedaan dalam kecepatan pembelajaran. Manfaatnya lebih bersifat sebagai bahan utama dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan bahan ajar individual atau mandiri ini hanya berisi informasi dan pengetahuan tentang materi- materi yang harus dipelajari dan dikuasai siswa, lebih dari itu harus tersusun dengan baik sehingga mampu mengontrol dan mengawasi kegiatan belajar siswa.
Sedangkan manfaat bahan ajar dalam pembelaaran kelompok adalah sebagai bahan pendukung atau suplemen dari bahan belajar utama dan seharusnya dirancang dan disusun sedemikian rupa sehingga mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Metode pembelajaran kelompok diletakkan pada pendekatan dan teknik yang dirancang khusus dan bahan belajarnya. Sehingga minim sekali membutuhkan bahan ajar dalam bentuk tertulis.



Bentuk Bahan Ajar






Cakupan Bahan Ajar
         Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat
         Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
         Tujuan yang akan dicapai
         Informasi pendukung
         Latihan-latihan
         Petunjuk kerja
         Penilaian




Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS)

Menurut Dhari dan Haryono (1988) yang dimaksud dengan lembar kerja siswa adalah lembaran yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang terprogram. Setiap LKS berisikan antara lain: uraian singkat materi, tujuan kegiatan, alat/ bahan yang diperlukan dalam kegiatan, langkah kerja pertanyaan – pertanyaan untuk didiskusikan, kesimpulan hasil diskusi, dan latihan ulangan.
Jadi, Lembar Kerja Siswa ( LKS) bisa diartikan lembaran-lembaran yang digunakan peserta didik sebagai pedoman dalam proses pembelajaran, serta berisi tugas yang dikerjakan oleh siswa baik berupa soal maupun kegiatan yang akan dilakukan peserta didik. Prinsipnya lembar kerja siswa adalah tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan. Mengandung permasalahan (problem solving) sehingga siswa dapat mengembangkan pola pikir mereka dengan memecahkan permasalahan tersebut.
Adapun bagi siswa penggunaan LKS menurut Dhari dan Haryono (1988) bermanfaat untuk:
1.      Meningkatkan aktifitas siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
2.      Melatih dan mengembangkan ketrampilan proses pada siswa sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan.
3.      Membantu memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan tersebut.
4.      Membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar siswa secara sistematis.

Langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut:

         Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator dan materi pembelajaran.
         Menyusun peta kebutuhan LKS
         Menentukan judul LKS
         Menulis LKS
         Menentukan alat penilaian
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
         Judul, mata pelajaran, semester, tempat
         Petunjuk belajar
         Kompetensi yang akan dicapai
         Indikator
         Informasi pendukung
         Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
         Penilaian



Asesmen Kinerja

Asesmen Kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alternatif dari tes yang selama ini banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik di persekolahan. Dengan asesmen kinerja ini, diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja.


Kelebihan-Kelebihan dan Kekurangan Penilaian Kinerja

Kelebihan-Kelebihan Dalam Penilaian Kinerja
Kelebihan yang paling penting dari penilaian kinerja adalah guru dapat secara langsung mengukur ketrampilan-ketrampilan dari siswa dan bukan hanya dengan tes saja. Termasuk pula penilaian ketrampilan-ketrampilan teori tingkat yang lebih tinggi dan kebanyakan ketrampilan-ketrampilan psikomotorik
Kelebihan yang kedua dari penilaian kinerja adalah dapat mempengaruhi cara belajar siswa dimana siswa tidak hanya sekedar menghapal saja tetapi bagaimana siswa diharapkan dapat menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan semua keterampilan-keterampilannya sehingga mereka dapat mengingatnya dengan lebih baik.
Kelebihan ketiga dari penilaian kinerja ini adalah guru dapat mengukur proses kinerja siswa langkah demi langkah yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

Kekurangan-Kekurangan dalam penilaian kinerja
·         Masalah dalam instrumen tidak jelas, sukar digunakan
·         Masalah prosedural: kemampuan terlalu banyak, rata-rata hanya satu orang
·         Penskoran cederung bias atau subjektif
·         Waktu penilaian tidak memadai Penilaian kurang obyektif
·         Kurang andal dalam pemberian angka
·         Tidak semua siswa mempunyai minat yg sama dalam kegiatan/proses kinerja pada topik tertentu

Beberapa Bentuk Penilaian Kinerja
Dalam aplikasi di lapangan beberapa penilaian dapat juga dikategorikan ke dalam penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang menghasilkan suatu benda (produk) lebih spesifiknya dinamakan penilaian produk (product assessment). Ada pula yang berbentuk tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu, penilaian kinerja semacam itu disebut sebagai penilaian proyek (product assessment).
1. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian hasil karya siswa yang berbentuk suatu benda. Benda tersebut dapat terbuat dari kain, kertas, logam, kayu, plastik, keramik, dan hasil karya seni seperti lukisan, gambar, dan patung. Penilaian produk biasa dilakukan pada mata pelajaran kerajinan tangan dan kesenian, menggambar dan mata pelajaran produktif di sekolah kejuruan.
2. Penilaian Proyek
Salah satu bagian dari penilaian kerja adalah penilaian proyek. Proyek didefinisikan sebagai tugas yang harus diselesaikan dalam periode tertentu. Tugas yang dimaksud adalah suatu investigasi sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data, sedangkan periode untuk menyelesaikannya, misalnya selama dua minggu, satu bulan, satu semester, atau lebih.
Penilaian proyek juga dilakukan pada proses dan produk akhir dari tugas tersebut, baik pada proses maupun produk, penilaian difokuskan ketika sedang merencanakan, membuat spesifikasi, mencatat, dan mengestimasi.



Asesmen Portofolio

Asesmen Portofolio adalah asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya peserta didik (bisa berasal dari asesmen autentik) yang disusun secara sistematik, sehingga menunjukkan dan membuktikan upaya, hasil, proses, dan kemajuan (progress) belajar yang dilakukan peserta  didik  dalam  jangka  waktu  tertentu. Portofolio bisa  bertindak  hanya sebagai koleksi/kumpulan hasil karya peserta didik, tetapi bisa juga bertindak sebagai asesmen.

Kelebihan-Kelebihan dan Kekurangan-Kekurangan Asesmen Portofolio

Belajar merupakan proses yang panjang, untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu, siswa memerlukan banyak pengalaman (banyak membaca, banyak merenungkan, banyak komunikasi, memecahkan banyak masalah, dan sebagainya). Pembentukan gambar tentang kompetensi siswa juga memerlukan berbagai instrumen penilaian. Portofolio yang berisi koleksi produk siswa, dan laporan proses yang dilalui oleh siswa, yang meliputi rentang waktu yang panjang, dapat memberikan gambaran yang relative lengkap tentang perkembangan dan kompetensi siswa yang bersangkutan.

Kelebihan-Kelebihan Asesmen Portofolio
Wina Sanjaya, mengemukakan keunggulan penggunaan portofolio dalam penilaian, adalah
(1)   Penilaian portofolio dapat menilai kemampuan siswa secara menyeluruh,
(2)   Penilaian porotfolio dapat menjamin akuntabilitas,
(3)   Penilaian portofolio merupakan penilaian yang bersifat individual,
(4)   Penilaian portofolio merupakan penilaian yang terbuka,
(5)   Penilaian portofolio bersifat self evaluation.
Gronlund, berpendapat, portofolio memiliki beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:
(1)   Kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas,
(2)   Penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif dalam belajar,
(3)   Membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain,
(4)   Keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik,
(5)   Memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu (misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama menuju tujuan umum),
(6)   Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.

Kekurangan-Kekurangan dari Asesmen Portofolio

(1)   Penggunaan portofolio tergantung pada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis. Selama siswa belum lancar berbahasa tulis Indonesia, penggunaan portofolio akan merupakan beban tambahan yang memberatkan sebagian besar siswa,
(2)   Penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran, alagi kalau kelasnya besar.
Kelemahan lain penggunaan asesmen portofolio adalah:
(1)   Memerlu kan waktu dan kerja keras bagi guru dibandingkan penilaian lain,
(2)   Penilaiaan portofolio memerlukan perubahan cara pandang baik dari guru itu sendiri, dari masyarakat termasuk perubahan cara pandang orang tua,
(3)   Penilaian portofolio memerlukan perubahan gaya belajar,
(4)   Penialaian portofolio memerlukan perubahan sistem pembelajaran.
Perbedaan antara penilaian portofolio dan tes sebagai alat evaluasi, secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:
Tes
Penilaian Portofolio
Menilai peserta didik berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas
Menilai peserta didik berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai.
Menilai hanya guru, berdasarkan masukan yang terbatas.
Peserta didik turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas, dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran.
Menilai semua peserta didik dengan menggunakan satu kreteria.
Menilai setiap peserta didik berdasarkan pencapaian masing-masing, dengan mempertimbangkan juga faktor perbedaan individual.
Proses penilaian tidak kolaboratif
Mewujudkan proses penilaian yang  (tidak ada kerja sama, terutama antara guru, peserta didik, dan orang tua).
Penilaian diri oleh peserta didk bukan merupakan suatu tujuan.
Peserta didik menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan.
Yang mendapat perhatian dalam penilaian hanya pencapaian.
Yang mendapat perhatian dalam penilaian meliputi kemajuan, usaha dan pencapaian.
Terpisah antara kegiatan pembelajaran, testing dan pengajaran. kolaboratif.
Terkait erat kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran

Daftar Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar